03.09

Gaya Hidup Perempuan Ramah Lingkungan

Memperingati Hari Bumi setiap 22 April, Puteri Indonesia Lingkungan 2009, Zukhriatul Hafizah, mengajak perempuan di perkotaan untuk lebih ramah terhadap lingkungan.

Perempuan, terutama yang tinggal di perkotaan dengan gaya hidupnya, bisa memberikan kontribusi menyelamatkan bumi. Perlu dibangun kesadaran dalam diri untuk segera memulai gerakan peduli lingkungan.

"Kesadaran dalam diri penting untuk memulai perubahan perilaku. Tak hanya peduli dengan isu lingkungan, namun menjadikan gaya hidup lebih ramah lingkungan dan menjadikannya tren," papar Fiza kepada Kompas Female dalam acara Green Society:Be Part of the Solution di Hotel Borobudur, Jakarta, Jum'at (23/4/2010) lalu.

Menurutnya, gaya hidup perempuan yang identik dengan fashion, belanja, atau kecantikan, perlu diubah agar lebih aman bagi bumi yang semakin panas. Kerusakan bumi bisa dikurangi perlahan, jika lebih banyak lagi partisipasi masyarakat kota, kata Fiza.

"Fashion misalnya, kaum perempuan bisa mulai menggunakan produk daur ulang. Sederhananya saja, menggunakan produk lokal juga bentuk kontribusi untuk menyelamatkan bumi. Bayangkan, jika fashion selalu mengandalkan produk impor. Berapa besar bahan bakar dan polusi yang ditimbulkan saat pengiriman produk dari berbagai negara," Fiza mencontohkan.

Saat belanja, perempuan bisa berperan menjaga lingkungan dengan membawa tas belanja untuk mengurangi pemakaian plastik, tegas Fiza. Tak banyak yang tahu bahwa plastik bisa bertahan 400-1000 tahun, dan sulit didaur secara alami. Hanya matahari yang bisa melumpuhkan plastik menjadi partikel kecil namun butuh waktu panjang untuk itu.

"Kita bisa menggunakan tumbler untuk menggantikan botol minuman plastik, atau alat kecantikan seperti hair dryer yang hemat energi meski harganya lebih mahal," kata Fiza, menyebutkan contoh perilaku lain yang bisa dilakukan kaum perempuan menjadi bagian penting untuk membuat bumi lebih baik.

0 komentar:

Posting Komentar